Tahun 2007-2008 menjadi tahun yang menyenangkan bagi
fotografer pemula yang membeli DSLR kelas pemula atau entry-level. Betapa
tidak, saat itu tercatat banyak produk baru yang harganya terus membuat semua
pihak tercengang, karena terus turun hingga menembus angka psikologis (dibawah)
lima juta. Seiring krisis ekonomi global di akhir 2008, harga kamera DSLR pun
kembali merangkak naik. Kisaran harga DSLR kelas pemula kini berada di kisaran
6 sampai 7 juta, sementara DSLR kelas semi-pro kini berada di atas 10 juta. Hal
ini menyebabkan mereka yang belum sempat membeli kamera di tahun lalu menjadi
kecewa, karena asumsi harga yang terlanjur ditargetkannya bergeser satu hingga
dua juta.
Kini tak perlu lagi menyalahkan masa lalu. Faktanya, saat
ini kurs rupiah sekitar 11.000 dan harga DSLR ini sudah stabil di kisaran
sekarang. Bila memang sudah ngebet ingin segera memiliki kamera DSLR baru, tak
perlu menunggu harga turun lagi yang entah kapan. Berikut daftar DSLR entry
level yang bisa dipertimbangkan untuk dibeli pada tahun 2009 ini. Sebagai
catatan, di daftar kali ini kami tidak memasukkan DSLR kelas upper entry
level yang salah satu cirinya bisa merekam HD movie, karena harga jualnya
terlampau tinggi untuk ukuran DSLR murah (contoh : Canon EOS 500D dan Nikon
D5000).
Inilah mereka, DSLR murah di tahun 2009, urut dari harga
yang terendah :
- Sony Alpha A300 (5,7 jutaan)
- Canon EOS 1000D (5,8 jutaan)
- Pentax K-m (6 jutaan)
- Nikon D60 (6,7 jutaan)
- Olympus E-620 (7 jutaan)
Kesamaan mendasar
Faktanya, kelima kamera diatas adalah kamera DSLR entry
level. Mereka berbagi sensor yang sama (kecuali Olympus dengan sensor agak
lebih kecil berformat 4/3), bahkan mereka memakai resolusi yang sama-sama 10 MP
(kecuali Olympus dengan 12 MP). Mereka sama-sama dilengkapi dengan lensa kit
dalam penjualannya. Soal bodi kamera juga mereka memakai material plastik yang
ringan dan kompak, menunjukkan ciri kamera kelas pemula (DSLR kelas pro memakai
bodi magnesium alloy). Kinerja shutter secara umum juga sepadan,
demikian juga dengan kemampuan ISOnya. Kelimanya juga dijual dengan harga
dibawah 7 juta (kelimanya tidak memiliki fitur HD movie recording yang membuat
harga DSLR jadi naik). Singkatnya, kelimanya sama-sama baik dan berkualitas,
sehingga di awal kami sampaikan saja kalau DSLR manapun yang anda pilih pada
dasarnya akan mampu memberikan hasil foto yang baik. Belum puas? Simak lebih
jauh plus minus dari kelima kamera DSLR pemula dibawah ini.
Sony Alpha A300 : sarat fitur tak harus mahal
Bahkan Sony A200 pun
dijual lebih murah lagi, paket lensa kit hanya 5 juta. Tapi kita tidak sedang
membahas A200, kita membahas A300 disini. Sony A300 memakai sistem stabilizer pada
bodi, layaknya Pentax dan Olympus. Sony Alpha A300 dan A350 menjadi pendobrak
dunia DSLR modern dengan memberi solusi berbeda dalam menyaisati lambatnya auto
fokus dalam mode live-view, dengan metoda sensor terpisah. Kecepatan fokus
ini tidak menjadikan harga jual A300 lantas jadi tinggi, bahkan Sony A300 ini
harganya termurah diantara kelima kamera disini. Bisa dibilang kalau Sony
menerapkan strategi spec up, price down pada produk DSLR Alpha.
Plus
Inilah DSLR dengan kecepatan fokus tertinggi saat live-view.
Bahkan, A300 ini punya layar LCD 2.7 inci yang bisa dilipat. O ya, urusan
kinerja, A300 juga handal. Dengan modul AF 9 titik tentu kamera ini cocok untuk
urusan jepret cepat seperti candid. Stabilizer pada bodi berarti
semua lensa dapat mengalami efek stabilisasi. ISO native juga bisa sampai ISO
3200, meski noisenya tentu saja cukup terasa. Kemampuan shutternya standar
dengan 3 fps unlimited, dan tersedia wireless flash commander untuk
kreatifitas fotografi dengan lampu kilat. Bahkan menurut kami plus-plus ini
semakin lengkap dengan harga jualnya yang juga wajar, bahkan cenderung murah,
cukup dengan 5,7 juta plus lensa kit 18-70mm yang mencukupi untuk kebutuhan
sehari-hari.
Minus
Bila anda berharap live-view di A300 ini cepat,
memang betul adanya. Tapi sensor terpisah membuat live-view ini tidak
presisi, tidak dapat menampilkan histogram, dan tidak bisa di-enlarge untuk
manual fokus assist. Sony juga masih berkutat mencari metoda tebaik untuk
membuat foto JPEG dari Alpha series ini supaya bisa menyamai hasil JPEG kamera
lain. Bila anda sering memotret JPEG, cobalah bereksperimen dengan setting JPEG
yang paling baik menurut anda.
Dukungan lensa
Pada dasarnya dukungan lensa Sony SAL-DT
dari Sony cukup lengkap dan berkualitas. Masalahnya di tanah air mungkin
stoknya belum banyak, ditambah lagi tidak banyak lensa alternatif yang
mendukung mount dari Sony. Bila anda cukup puas dengan lensa kit DT 18-70mm, sementara
optimalkan saja dulu lensa tersebut. Bila ingin mencari lensa tele,
pertimbangkan DT 75-300mm dan untuk widenya bisa coba DT 11-18mm.
Penerus Sony A300 di 2009
Sony sudah membuat produk pengganti A300 yang bernama A330,
meski tidak ada perubahan signifikan dari upgrade tersebut. Oleh karena itu
selama stoknya masih ada, kami masih merekomendasikan A300 saja.
Canon EOS 1000D : versi hemat dari EOS 450D
Entah mengapa
waktu itu Canon meluncurkan EOS 1000D (Rebel Xs) disaat penjualan EOS
450D sedang bagus-bagusnya. Tapi kini harga 450D sudah hampir sejajar dengan
kamera DSLR semi-pro lawas seperti Nikon D80 sehingga 1000D ini jadi lumayan
dicari oleh para budget-minded, apalagi 400D kini sudah semakin sulit
dicari. EOS 1000D diluncurkan tengah tahun 2008 dengan paket lensa kit 18-55mm
yang sudah dilengkapi IS. kamera ini memakai sensor CMOS 10 MP, dengan 7 titik
AF dan mampu mencapai ISO 1600. Cukup mengejutkan saat mengetahui bahwa 1000D
sudah dilengkapi dengan live-view, meski masih kalah mantap dari 450D.
Kinerja shutter cukup standar dengan 3 fps, dan layar LCD juga
standar dengan 2,5 inci.
Plus
Live view jadi andalan 1000D, beserta segala kelebihan
lain dari Canon seperti kinerja noise reduction yang baik dan tone
yang karakternya juga baik. EOS 1000D pun bisa dipasangkan dengan berbagai
lensa EF, EF-S ataupun lensa alternatif merk lain. Kami tempatkan 7 titik AF
sebagai nilai plus kamera ini, meski sebenarnya ini adalah down-spec bila
dibanding dengan 400D yang punya 9 titik AF. O ya, EOS 1000D juga memakai
sistem anti debu yang serupa dengan yang dipakai di 450D.
Minus
Sebagian fotografer tidak bisa menerima kenyataan kalau ada
kamera DSLR tidak dilengkapi dengan spot metering, karena fitur ini
penting untuk dipakai di kala kondisi pencahayaan amat sulit. Faktanya, 1000D
tidak punya spot metering. Apakah ketiadaan ini membuat anda merasa
keberatan atau tidak, terserah anda. Kekurangan lainnya cukup mendasar, yaitu
bodi kamera ini yang terasa kurang nyaman karena terbalut plastik tanpa lapisan
karet layaknya 400D atau 450D.
Dukungan lensa
Tidak perlu kuatir akan dukungan lensa dari Canon. Untuk
teman lensa kit, bisa dipilih lensa tele EF-S 55-250mm dan lensa
widenya bisa menjajal EF-S 10-22mm. Bila bosan dengan lensa kit dan ingin
menjajal lensa kit yang terbaik dari Canon, cobalah EF-S 17-85mm USM.
Penerus EOS 1000D di 2009
Belum ada, setidaknya sampai tulisan ini dibuat Juli 2009
ini. Rumornya, Canon akan membuat penerus 1000D yang akan bernama EOS
2000D dengan fitur HD movie. Sudah bisa diprediksi, harga jual 2000D akan
melonjak jauh sehingga EOS 1000D bagaimana pun masih lebih menarik dalam hal
harga jual.
Pentax K-m : versi hemat dari K200D
Di daftar ketiga ini
kami sajikan kamera yang tergolong mungil yaitu Pentax K-m (K2000).
Rupanya Pentax terinspirasi oleh Canon saat membuat 1000D, karena Pentax juga
mengalami hal yang sama. Produk andalannya di kelas entry level, K200D
rupanya terlalu mahal dan membuat Pentax terpaksa meluncurkan satu lagi produk
yang lebih murah dari K200D ini. Alhasil lahirlah Pentax K-m, dengan ciri tidak
lagi memakai bodi weather sealed, dan membuat lensa kit baru yang lebih
kecil dan ringan. Pentax memakai stabilizer pada sensor CCD 10 MPnya,
sehingga artinya semua lensa yang dipasang di bodi Pentax akan merasakan efek
stabilisasi hingga 3 stop. Versi hemat artinya tentu ada aspek yang dikurangi,
dalam hal ini jumlah titik AF pada Pentax K-m ini hanya 5 titik saja (dibanding
11 titik pada K200D). Tapi 5 titik ini masih lumayan karena masih fleksibel
saat kamera dipakai memotret vertikal atau horizontal. Soal ISO pun Pentax ini
mampu mencapai ISO 3200 yang cukup mengagumkan untuk kamera sekelas ini. Inilah
satu-satunya DSLR dengan tenaga 4 buah baterai AA.
Plus
Stabilizer pada bodi berarti semua lensa dapat
mengalami efek stabilisasi. ISO native juga bisa sampai ISO 3200, meski
noisenya tentu saja cukup terasa. Secara umum kinerja dan performa menyamai
K200D, bahkan burst-nya mengalahkan K200D dengan 3.5 fps yang mana amat
baik untuk kamera semurah ini. Layar LCD pun tampak lega dengan ukuran 2,7
inci.
Minus
Saat pesaingnya EOS 100D menyertakan fitur live-view,
Pentax K-m ini hadir tanpa fitur tersebut. Selain itu indikator titik AF tidak
ditampilkan di viewfinder layaknya DSLR lain. Belum ada info apakah
ada sistem anti debu di Pentax K-m ini. Selain kedua hal diatas, praktis tidak
ada hal negatif yang dijumpai di kamera ini, bahkan sejujurnya kamera ini
semestinya dapat mengungguli EOS 1000D seandainya memiliki live-view.
Dukungan lensa
Belum ada info apakah lensa kit DA-L 18-55mm ini telah
memakai motor SDM atau belum. Tapi lensa Pentax terkenal
akan kualitas dan harganya. Bila perlu lensa tele, bisa pertimbangkan DA
50-200mm dan untuk widenya bisa mencoba DA 12-24mm. Bila tidak puas
dengan lensa kitnya, jajal saja lensa sapu jagad dengan rentang ekstra panjang, DA
18-250mm. Sayangnya lensa alternatif seperti Sigma/Tamron/Tokina jarang punya
stok dengan mount KAF Pentax.
Nikon D60 : kualitas di dalam kesederhanaan
Adalah Nikon D60, si pengganti D40 yang kini mengusung
sensor CCD beresolusi 10 MP, dibekali lensa kit 18-55mm VR, fitur anti-debu, active-D
lighting dan Expeed engine Nikon. Kamera ini mampu mencapai ISO 1600 (dan
ISO setara 3200 bila dinaikkan satu tingkat dari ISO 1600), dengan kecepatan burst 3
fps. Modul AF memakai 3 titik AF saja, sangat basic, namun tersedia mode continuous
servo untuk mengunci fokus benda yang bergerak. Inilah kamera yang tidak
sarat fitur berlimpah namun tetap menjaga kualitas khas Nikon dalam
kesederhanaannya.
Plus
Apa sih yang jadi kekuatan utama dari DSLR termurah dari
Nikon ini? Faktanya, anda tidak akan menemukan fitur modern seperti live-view di
D60. Tapi mengapa masih banyak orang yang terus mengincar dan membeli D60 ini?
Bisa jadi alasannya cukup subjektif, karena yang jadi andalan Nikon D60 pun
adalah fitur yang pada dasarnya ada di semua kamera DSLR, namun diyakini pada
D60 fitur tersebut lebih baik dan efektif. Diantaranya : metering yang handal,
Auto ISO yang efektif, noise reduction yang tepat, karakter warna /
tone yang consumer friendly, ergonomi dan tata lentak tombol yang nyaman,
menu yang mudah dipahami, hingga white balance yang jarang meleset.
Anda boleh tidak sependapat, kami katakan sekali lagi, ini subjektif sekali.
Jangan sampai ada anggapan kamera lain meteringnya jelek, misalnya. Tapi dapat
kami katakan kalau Nikon membuat setiap kameranya dengan cermat, termasuk D60
ini yang mampu memberi hasil foto yang baik, dan pemakai D60 dapat ikut
merasakan seperti apa rasanya memakai dan menikmati hasil foto dari DSLR Nikon.
Bila anda ‘brand minded’, dan memang meyakini kalau hasil foto dari Nikon
memang mantap, pilih saja D60 tanpa harus memperdulikan kekurangan dari D60 di
bawah ini.
Minus
Ada dua hal yang menjadi kekurangan utama D60 : ketiadaan
motor AF di bodi dan jumlah titik AF yang hanya tiga titik. Sejumlah Nikon
mania mengeluhkan lensa-lensa lawasnya (Nikon AF atauNikon AF-D) tidak bisa
auto fokus di D60, sementara pecinta candid dan sport
photography mengeluhkan titik AF yang terlalu sedikit pada D60. Awalnya
kami tidak melihat ketiadaan live-view adalah suatu kekurangan fatal,
tapi mengingat kompetitor sudah ada yang memakai live-view, bolehlah kami
sebut D60 ini semestinya juga dilengkapi dengan live-view. Buat yang
senang memotret bracketing untuk foto HDR juga akan kecewa karena
fitur yang amat standar ini bahkan tidak dijumpai di D60. Nikon D60 pun kurang
fleksibel karena ketiadaan dukungan wireless flash ataupun asesori
resmi battery grip.
Dukungan lensa
Tidak dipungkiri lagi, dukungan lensa
Nikon selalu jadi alasan utama mengapa orang memilih DSLR Nikon. Betul
kalau D60 tidak bisa auto fokus di lensa Nikon lama, tapi kini jajaran lensa
Nikon AF-S baru sudah semakin banyak. Lensa kit D60 pun sudah amat baik plus
sudah ada VRnya. Bila ingin menambah lensa lagi, pertimbangkan AF-S
55-200mm untuk telenya, dan AF-S 12-24mm untuk widenya. Bila
bosan memakai lensa kit, tersedia lensa lain pengganti lensa kit yang bagus dan
terjangkau seperti AF-S 18-135mm, AF-S 18-105mm atau AF-S
16-85mm, kesemuanya lensa DX. (Catatan : lensa Nikon non-DX juga bisa dipakai,
meski ukurannya lebih besar dari lensa DX).
Penerus D60 di 2009 (update 30 Juli 2009)
Nikon D3000 dengan 11 titik AF dan LCD berukuran 3
inci. Baik D3000 dan D60 masih sama-sama memakai sensor CCD 10 MP, tanpa live-view dan burst 3
fps. Bila D3000 ini sudah tersedia di pasaran, maka D60 ini secara alami akan
diskontinu.
Olympus E620 : fitur dan kinerja mendekati kamera DSLR
semi-pro
Penerus E520 ini masih
tergolong DSLR entry-level, meski sebenarnya secara fitur sudah mendekati
DSLR semi-pro. Terinspirasi dari sukses E-30, Olympus membuat kejutan dengan
perubahan radikal pada E620 dengan banyak penyempurnaan yang membuatnya mampu
bersaing dengan DSLR entry-level lain. Tersedia paket dengan lensa
kit 14-42mm (di beberapa tempat dijual dengan paket dobel lens kit 40-150mm),
dengan sensor NMOS 12 MP beraspek rasio 4 : 3 dan crop factor 2x,
maka lensa kit ini menjadi setara dengan 28-85mm. E620 telah dilengkapi layar
LCD 2,7 inci yang bisa dilipat, live-view, anti debu, dan stabilizer pada
bodinya. So, meski E620 di daftar ini menjadi yang termahal (dan terbaru),
namun dengan segala kelebihan fiturnya memang layak untuk menjadi yang terbaik
di kelas DSLR pemula.
Plus
Live-view dengan face detection, 7 titik AF
(sebelumnya 3 titik AF di E520), anti debu SSWM, stabilizer pada bodi
(4 stop) sehingga lensa yang terpasang mengalami efek stabilisasi, flash
wireless untuk kreativitas lampu kilat, desain bodi tampak kokoh dan tidak
murahan, layar LCD 2,7 inci yang bisa dilipat, shadow adjustment
technology, sebagian tombolnya bisa menyala dalam gelap, 4 fps burst mode yang
cepat, dan mendukung dua macam memory card (CF dan xD).
Minus
Gambar lebih noise di ISO tinggi dibanding kompetitor
(karena ukuran sensor yang lebih kecil dari APS-C), cenderung mengalami highlight
clipping, viewfinder lebih kecil dari pesaingnya, tata letak tombol tersebar di
berbagai sisi bodi kamera.
Dukungan lensa
Terdapat beberapa lensa Zuiko yang
berkualitas, dengan asumsi crop factor 2x dari sensor Olympus,
membuat lensa tele akan mendapat keuntungan lebih dimana fokal 200mm bisa
menjadi 400mm, misalnya. Sebagai teman dari lensa kit, bisa dipertimbangkan
Zuiko ED 40-150mm dan untuk lensa widenya bisa memakai ED 9-18mm.
Kesimpulan
DSLR entry-level menjadi produk primadona mereka
yang punya anggaran terbatas ataupun mereka yang baru menerjuni dunia fotografi
digital. Dengan dana 5 sampai 7 juta, sudah bisa didapat kamera DSLR yang cukup
lengkap, berkualitas tinggi dan berkinerja lumayan dan memiliki paket lensa kit
yang memadai untuk mulai belajar memotret. Meski ada juga DSLR entry level yang
punya harga 8 jutaan (seperti EOS 450D/500D, Pentax K200D atau Nikon D5000)
namun menurut kami dengan dana 7 juta atau kurang kita sudah bisa memiliki DSLR
kelas pemula yang baik, dan dana 8 juta sebetulnya lebih baik dipakai untuk
membeli DSLR semi-pro bodi only semisal Nikon D80 atau Canon 40D.
Dari daftar 5 kamera DSLR pemula di atas, yang bisa
disimpulkan adalah :
harga jual : termahal Olympus E-620, termurah Sony A300
jumlah titik AF : terbanyak Sony A300 (9 titik), paling
sedikit Nikon D60 (3 titik)
kecepatan burst : tercepat Olympus E-620 (4 fps),
Pentax K-m (3,5 fps)
sanggup hingga ISO 3200 : Olympus E620, Pentax
K-m, Sony A300
wireless flash commander : Sony A300 dan Olympus
E620
stabilizer di bodi : Olumpus E620 dan Pentax K-m
baterai : Pentax K-m pakai 4 x AA, lainnya baterai
lithium
kesamaan umum : shutter max (1/4000 detik), viewfinder
coverage (0.95-0.96 %), flash range (11-13m), resolusi LCD (230
ribu piksel) khusus Olympus E620 LCD bisa dilipat.
Sumber : http:kamera-gue.web.id
makasih refferensi kameranya, sangat berguna sekali buat yang sedang mencari kamera..
ReplyDeleteHarrah's New Orleans Casino & Hotel - Mapyro
ReplyDeleteGet directions, reviews and 양주 출장샵 information for 김제 출장샵 Harrah's 바카라 New Orleans Casino & 여수 출장샵 Hotel in New 동두천 출장안마 Orleans, LA. Search by zipcode,